Monday, August 1, 2011

Priyo Ragu Partai Nasdem Lolos Verifikasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Dengan sedikit tersenyum, Ketua DPP Partai Golkar, Priyo Budi Santoso ragu partai Nasional Demokrat (Nasdem) bisa lolos verifikasi partai di Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham). "Lolos tidaknya verifikasi kan belum ketahuan. Tapi syaratnya berat lho," katanya saat ditemui, Senin (1/8).
Dalam revisi UU Pemilu memang sedang dirancang syarat-syarat dalam pemilu dengan tujuan, salah satunya, untuk penyederhanaan partai politik. Misalnya dengan pengadaan aturan mengenai setiap partai memiliki perwakilan di setiap provinsi lengkap dengan kantor dan susunan kepengurusannya.
Ia meyakinkan partai Nasdem yang baru dideklarasikan pekan lalu tidak merisaukan keberadaan Partai Golkar. Bukan hanya persyaratan yang harus diloloskan dari segi adminstrasi tetapi juga keberadaan sosok di dalam partai tersebut.
Terlebih lagi, tokoh-tokoh hebat yang berada dalam bendera Nasdem sudah mundur jauh sebelum deklarasi itu dilakukan. "Kharisma dan ruh politiknya sudah kehilangan. Apalagi pimpinan partainya orang yang tidak kami kenal. Jadi, Golkar tenang-tenang saja," katanya.
Partai Nasdem sudah mendaftarkan diri ke Kemenkumham pada 27 Juli lalu. Nasdem resmi mencalonkan diri sebagai salah satu peserta pemilu 2014. Partai ini dipimpinan oleh Patrice Rio Capella yang yakin bisa lolos verifikasi di Kemenkumham.
Sementara untuk ultimatum yang diberikan Partai Golkar terhadap kadernya yang berada di bawah bendera Nasdem baik ormas ataupun partai, Priyo mengatakan masih menuggu batas waktu itu habis. Tetapi ia mengakui keberadaan kader di ormas Nasdem ikut menyulitkkan. "Ya… cepat atau lambat kan akan ketahuan (memilih Golkar atau Nasdem)," katanya.
Sayangnya, status Surya Paloh sendiri yang masih menjabat ketua umum ormas Nasdem pun tak mau dikomentari banyak. Menurutnya, ada hal yang menarik dari Surya Paloh karena dalam deklarasi partai Nasdem, ia tidak muncul. Tetapi, dalam konferensi pers akhir pekan lalu ia menyatakan diri masih Partai Golkar.
"Positifnya, hati kecilnya masih ingin dengan Partai Golkar. Ini reaksi bawah sadar," katanya. Yang jelas, ia masih menunggu hingga pertengahan Agustus ini untuk melihat sikap politik dari kader Partai Golkar yang masih mendua.