Thursday, October 7, 2010

Elit ke NasDem, Golkar Ciut

Arbi Sanit

Partai Golkar meradang terhadap eksistensi Nasional Demokrat (Nasdem) karena ormas pimpinan Surya Paloh itu dinilai sudah “mencuri” banyak kader sentral partai beringin. “Golkar meradang karena kehilangan banyak kader kelas satunya,” ungkap Arbi Sanit.

Pengamat politik Universitas Indonesia (UI) itu menilai, ketakutan Golkar yang terbaca dari pernyataan-pernyataannya saat ini lebih diakibatkan oleh kehilangan kader elitnya ketimbang karena Nasdem akan menjadi partai politik.

“Golkar sekarang ini sudah kehilangan begitu banyak kaum elitnya karena direkrut dan masuk Nasdem sehingga yang tersisa saat ini hanya kaum elit kelas dua dan kelas tiga. Hal inilah yang membuat Golkar ketakutan dan uring-uringan pada Nasdem,” kata Arbi kepada matanews.com, Jumat (25/6).

Arbi menambahkan, krisis kepemimpinan dalam tubuh Golkar saat ini bisa menyebabkan Golkar kalah bersaing dengan partai-partai besar lain di Pemilu 2014 nanti. Apalagi, sebutnya, elit partai yang hengkang bukan hanya di tingkat nasional tapi juga hampir seluruh daerah di Indonesia.

“Partai besar seperti Golkar kalau sudah ditinggalkan kaum elitnya akan sangat berbahaya bagi masa depan partai ini. Saran saya kalau mau tetap eksis maka internal Golkar harus dipersolid, agar jangan sampai kader-kader elitnya berpindah ke lain hati,” gambar Arbi.

Ketakutan Golkar yang dibaca publik saat ini adalah ketika para petinggi partai itu secara terbuka menyatakan Nasdem telah memanfatkan jaringan partainya dalam pergerakan di berbagai daerah.

Ketakutan itu juga dilaporkan karena Golkar mendapat “laporan intelijen” bahwa Nasdem dalam waktu dekat akan mendeklarasikan diri menjadi parpol dengan target suara lima hingga 10 persen.  Ada yang menyebutkan Golkar takut basis suaranya tergerus Nasdem. (*edy/ham)

Tanda-tanda mengarah ke parpol

Dia menyebutkan, struktur organisasi yang terdiri dari sejumlah politisi besar, makin memperjelas, bila Nasdem mengincar Pemilu 2014 dengan menjadi parpol.

“Coba lihat, mana ada ormas yang bikin iklan seperti itu. Apalagi namanya kalau bukan mau menjadi parpol,” tandas Arbi.

Bahkan Arbi menilai, ormas yang belum resmi berpindah haluan jadi parpol itu, telah mencolong start jauh sebelum kampanye pemilu 2014 mendatang.

Namun status Nasdem yang hingga kini masih mengaku sebagai ormas menuai banyak protes dari sejumlah partai. Khususnya dari partai-partai yang kadernya direkrut masuk kedalam ormas itu diantaranya dari Partai Golkar dan PDIP.

Kekhawatiran Golkar akan eksistensi Nasdem dinilai Arbi wajar mengingat kuatnya pengaruh kader Golkar yang bergabung ke ormas bentukan Surya Paloh itu.

Arbi menilai, kader-kader Golkar lainnya akan segera menyusul ‘hijrah’ ke Nasdem, apabila ormas tersebut resmi menyatakan dirinya menjadi parpol.

“Sudah pasti (mereka pindah). Kan orang-orang yang di Nasdem itu semuanya berpengaruh kuat,” pungkas Arbi. (*mar/bo)